Udara terasa dingin mencekam saat gadis itu menatap keluar lewat jendela kamarnya, pikiran nya menerawang kesebuah tempat yang tidak lama lagi akan di kunjunginya atau lebih tepat nya akan menjadi rumah kedua baginya.
“eomma, apa yang harus ku lakukan sekarang, aku bahkan
tidak mengenal siapapun di sana.”
Jae in hye, itulah nama
gadis itu, gadis keturunan indonesia korea, gadis yang meskipun keturunan korea
namun belum pernah menginjakan kakinya di negeri kelahiran nya, alasanya
singkat saja, ayah dan ibunya bercerai saat
jaein masih bayi, dan ibunya membawanya pulang ke indonesia, dan kini
jaein harus pulang ke korea,karena seminggu yang lalu eomma nya telah
meninggal, entah siapa yang akan di temui nya di sana, jaein juga tidak tahu
bahkan muka ayahnya pun jaein hanya tahu dari foto yang di berikan eomma nya
saat terakhir kali.
“pulang lah, di sana juga rumahmu jaein, mereka akan
bersikap baik padamu dan ada satu hal yang ingin eomma sampaikan”
“ne eomma” meskipun tinggal dan besar di indonesia namun
eomma jaein selalu menggunakan bahasa korea saat berbicara dengan jaein.
“kau mempunyai kembaran yang bernama jayin hya, dia akan
menjagamu di sana, maafkan eomma yang terlambat mengatakan nya kepadamu”
Seperti mendengar suara petir di siang bolong jaein hanya
duduk mematung di tempatnya tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Apa tadi yang eomma nya bilang, jaein punya kembaran ,dan
baru sekarang eommanya mengatkan nya, jein tidak tahu entah harus senang atau
sebaliknya.
#skip
@incheon airport
Jaein melihat ke sekelilingnya
mencari orang yang akan menjemputnya, lama jaein mondar-mandir kesana kemari
dan akhirnya kakinya pun pegal, tapi saat jaein hendak duduk seseorang
memanggilnya dari belakang.
“hey you”
Siapa lagi orang iseng yang memanggilnya tidak sopan seperti
itu, jaein menengok kebelakang dan betapa terkejutnya saat mengetahui siapa
yang ada di hadapan nya.
“hahaha... i`ve been guess it ,we r really twin
hahaha...”
“uh.. annyeong “
“hehe tidak usah se kaku itu padaku”... orang yang
bernama jay itupun langsung memeluk nya erat.
“i really miss u, my twin sister”
Jaein hanya diam saat jay
memeluknya erat dan membelai rambut panjangnya, rasanya nyaman dan aman
pikirnya, namun jaein masih belum bisa menerima ini, entah kenapa sebagian
hatinya menolak ini semua.
“kajja, kita pulang” jay menggenggam tangan jaein, “dingin” itulah
yang jay rasakan.
“kenapa tanganmu dingin sekali? Apa ini pertama kalinya
kau merasakan musim dingin? Hahaha....” jay tertawa, entahlah apa yang di anggapnya
lucu, batin jaein.
“jay aku ingin menanyakan sesuatu”
Saat sedang berada di dalam
mobil baik jaein maupun jay hanya diam tidak ada yang berani memulai
pembicaraan sampai jaein mulai bicara
“hey panggil aku oppa, meskipun kita kembar tapi aku
lebih tua dari mu”
“aku belum terbiasa, ini terlalu mendadak” kata jaein
datar
“tidak apa-apa nanti juga kau terbiasa, tadi apa yang
ingin kau tanyakan?
“kenapa kau berbicar bahasa inggris dan bahasa korea mu
juga jelek”
“hahaha...” entah kenapa mendengar petanyaan jaein jay malah tertawa, dasar namja gila pikir
jaein.
“itu karena aku besar di seatle US”
“MWO?
Jaein tidak mengerti dengan yang di ucapkan jay, melihat
ekspresi bingung jaein, jay langsung tersenyum dan langsung menjelaskan semua
nya.
“saat eomma membawamu pulang ke indonesia, appa juga
membawaku ke amerika,... itu sebabnya bahasa korea ku jelek,hehe...” lagi-lagi
jay tersenyum dan menunjukan matanya yang sipit, persis seperti yang di miliki
oleh jaein, ya mereka berdua sangatlah mirip dari fisik namun tidak dari sifat.
#ROOM
Jaein menghempaskan tubuhnya
ke kasur berukuran king size, yang sudah di sediakan khusus appa nya untuk
jaein, tapi sampai sekarang jaein belum melihat appanya, mungkin belum pulang
dari kantor atau mungkin masih diluar entah lah jaein tidak ingin memikirkan
itu sekarang.
Matahari pagi sudah menampakan sinarnya lewat jendela
kamar jaein yang entah kenapa sudah terbuka,mungkin jay yangmelakukan nya.
“good morning “ sapa jay saat jaein mamasuki dapur untuk
minum
“apa yang kau lakukan jay”
“tentu saja memasak, kajja kita makan,masakan nya sudah
matang “
“ne”
di saat makan hanya sesekali jay dan jaein mengobol
mereka masih sangat canggung sekali.
“jay”
“yes”
“dimana appa, kenapa dari kemarin aku belum melihat nya
juga”
“uhuk..uhuk.. “ hampir
saja jay memuntahkan makanan yang belum dia telan
“jay gwencana”
“ah.. tidak apa-apa, kau ingin tahu appa di mana?
“ne”
“nanti setelah makan kita temui appa, ne” entah kenapa muka
jay jadi terlihat murung saaat mengatakanya
“baiklah”
#skip
Aku tidak tahu kemana jay
akan membawaku, saat ku tanya jay selalu bilang, “nanti juga kau tahu sendiri”
Aku sangat bingung saat jay menghentikan mobilnya di
depan pamakan, perasaan ku mulai tidak enak namun aku memilih untuk bepikir
positif dan tidak banyak bertanya pada
jay.
“kajja, kita sudah sampai”
“jay, apa maksudmu”? aku semakin bingung dengan apa di
katakan jay, selama perjalanan jay tidak mengatakan akan membawaku kamana dan
sekarang kenapa jay membawaku ke pemakaman.
Jay berhenti di sebuah makan yang menurutku sangat
terawat, jay menaruh bunga yang tadi di belinya sebelum berangkat.
Entah kenapa ku lihat mata jay sudah merah dan sebentar
lagi jay akan menangis, jika tidak melihat ada aku si samping nya.
“appa, kami datang”
DEG.....
Apa yang beru saja jay katakan, jadi maksud dia membawaku
ke sini adalah karena....
Aku melihat nama yang tertera di batu nisan itu
Im jaebum
19-03-1978
22-05-2012
Berarti appa ku meninggal baru satu minggu, sama seperti
eomma.
Kurasakan mataku sudah memerah dan mengeluarkan cairan
bening yang dari tadiku tahan, aku menangis..
Jay menggenggam erat tanganku,saat ini aku benar-benar
merasa jay adalah kakakku.
“jay”... entah kenapa suaraku terhenti, aku menutup mulut
ku dengan tangan, jay memeluk ku.
“jaein, kau tidak ingin memberikan hormat pada appa,
sekarang aku sudah membawamu kepada appa kan”
“appa”..... aku tidak membungkuk, aku malah ambruk di
depan makam orang yang belum ku lihat wajahnya.
Jay memelukku erat, sangat erat...
“kau bohong jay, katakan appa masih hidup, katakan
jay,kau jahat jay kau jahat.....
Aku memukul dada jay dan jay memeluk ku lebih erat
menenangkan ku.
“aku juga belum pernah melihat eomma jaein, tolong lah
mengerti ku, aku juga sangat sakit”...
Entah kenapa,sekarang rasanya lebih berat,setelah
mengetahui bahwa aku dan jay adalah yatim piatu...
Mataku sudah merah dan sembab ketika ku dengar jay
berbicara dengan makan appaku.
“appa, aku membawanya sesuai janjiku, dia jaein kembaran
ku,di cantik bukan?mungkin seperti eomma....
“mungkin kalau tidak tahu dia adik ku, aku sudah
memacarinya, hahah....
Jay melihat sekilas ke arahku, memastikan kalaua aku tidak
marah atas lelucon nya,...
“oppa” aku memanggilnya, dan jay langsung melihat ke
arahku dengan raut muka terkejut.
“jaein, apa yang kau bilang tadi?
“ ani, bukan apa-apa, ayo kita pulang jay, hari sudah
sore”
“ tidak, aku tidak mau pulang sebelum kau mengulangi apa
yang berusan kau katakan”
“baiklah, aku akan mengulanginya, “jay ayo kita pulang”
“ ani, bukan yang itu”
“apa?aku tadi memanggil mu seperti itu”
“no, jaein, call me oppa please” jay menunjukan muka memelasnya.
“hahaha”... aku tidak habis pikir, ternyata jay juga bisa
ngambek, jay jongkok sambil menutup muka nya denga kedua tangan nya.
“arraseo, oppa kajja pulang “
Jay mengangkat muka nya dan langsung, menunjukan senyuman
andalan nya.
“ulangi lagi aku tidak dengar”
“huh... “oppa ayopulang”
“ulangi sekali lagi”
“JAY” !!!!
“HAHAHA”
END